Rasa bersalah dan penyesalan terhadapmu masih saja menghantuiku. Sedetikpun aku
tak kuasa menghilangkan bayangan-bayanganmu, dan itu sangat menggangguku.
Mungkin inilah karma yang aku dapatkan setelah aku melakukan kesalahan terbesar
kepadamu. Kesalahan yang seharusnya tidak aku lakukan. Kesalahan yang merubah
seluruh alur kehidupanku.
Yaaa, hidupku berubah sejak saat itu. Sejak aku menyadari aku telah
mensia-siakan seseorang yang sangat mencintaiku. Tapi, inilah hidup dan aku
harus terus menjalaninya walau seberat apapun. Aku harus terus berjalan.
*****
JAku Titania Putri. Siswi salah
satu SMA terkenal di kotaku tercinta Malang. Kota yang sejuk dan terkenal
dengan apelnya. Ada yang bilang juga, Malang adalah kotanya para pelajar. Kota
yang damai dan sangat nyaman. Yaa, hidupku memang bisa di bilang sempurna
menurut versiku, aku memiliki orang tua yang sangat mengerti aku, teman-teman
yang baik, dan seorang kekasih yang sangat menyayangiku, Vino. Meskipun banyak
teman yang bilang cowokku ini adalah cowok cupu, but I think he is a perfect
boy.
“ Morning, Princess ? Udah siap berangkat ? “ sapa Vino pagi itu, saat dia
menjemputku untuk pergi ke sekolah bersama.
“ Morning too, My Price. “ balasku dengan senyuman tak kalah indahnya.
Setiap pagi aku di jemput oleh Vino untuk berangkat sekolah bersama, karena memang kita satu sekolah. Vino adalah cowok yang sangat pengertian dan sabar, dia selalu bisa membuatku merasa nyaman bila dekat dengannya, Vino juga sangat menyayangiku, aku tau itu, karena dia selalu berusaha menjagaku. Selama kurang lebih 1 tahun kami pacaran, kita jarang sekali bertengkar, jika memang aku lagi bête dia selalu bisa menghiburku, jika ada masalah dia juga selalu bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin, tidak seperti aku yang susah mengendalikan emosi. Dia juga pintar, di sekolah Vino adalah salah satu siswa yang cerdas. Kadang aku minder jika melihat dia bisa dengan mudahnya menyelesaikan soal yang aku anggap sangat sulit. Tapi sayangnya, banyak orang yang memandang Vino sangat cupu, mungkin karena dia memang tidak bergaul dengan orang-orang popular di sekolah, dia juga bukan cowok yang fashionable. Tapi, dia tetap yang terbaik buat aku.
Setiap pagi aku di jemput oleh Vino untuk berangkat sekolah bersama, karena memang kita satu sekolah. Vino adalah cowok yang sangat pengertian dan sabar, dia selalu bisa membuatku merasa nyaman bila dekat dengannya, Vino juga sangat menyayangiku, aku tau itu, karena dia selalu berusaha menjagaku. Selama kurang lebih 1 tahun kami pacaran, kita jarang sekali bertengkar, jika memang aku lagi bête dia selalu bisa menghiburku, jika ada masalah dia juga selalu bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin, tidak seperti aku yang susah mengendalikan emosi. Dia juga pintar, di sekolah Vino adalah salah satu siswa yang cerdas. Kadang aku minder jika melihat dia bisa dengan mudahnya menyelesaikan soal yang aku anggap sangat sulit. Tapi sayangnya, banyak orang yang memandang Vino sangat cupu, mungkin karena dia memang tidak bergaul dengan orang-orang popular di sekolah, dia juga bukan cowok yang fashionable. Tapi, dia tetap yang terbaik buat aku.
*****
“ Tit, ntar malem dateng kan ke partynya Vega ? “ Tanya Anissa padaku saat aku
baru saja masuk kelas.
“ Liat ntar ya, Niss. Aku gak tau soalnya Vino bisa apa gak. “
“ Sekali-sekali gak usah sama Vino gak papa kali, Tit. Lagian Vino juga gak mungkin bisa, kan di pikiran dia belajar melulu isinya. “
“ Sekali-sekali gak usah sama Vino gak papa kali, Tit. Lagian Vino juga gak mungkin bisa, kan di pikiran dia belajar melulu isinya. “
“ Iya kan emang itu yang lebih penting. Aku belajar bareng Vino ajalah, Niss.
Maaf yaa. “
“ Ahh… Gak asik nih. Kamu sih, Tit. Pake pacaran sama si kutu buku itu. Ya udah
deh terserah kamu. “ kata Anissa kesal
“ Maaf deh, Niss. Lain kali aku janji bakal ikut acara kamu deh. “
Anissa adalah sahabatku dari SMP. Dari kita kenal sampai saat ini kita baru
sekali gak sependapat. Pendapat kita selalu beda tentang Vino, Anissa selalu
menganggap aku salah memutuskan untuk jadian dengan Vino, karena menurut dia
Vino itu kutu buku yang ngebosenin banget dan gaya dia juga sangat biasa aja.
Tapi bagaimanapun Vino tetap yang teristimewa menurutku.
“ Tita, bagi PR matematikanya dong. Kamu pasti udah selese kan ? “ kata Anissa sambil nyengir kuda.
“ Tita, bagi PR matematikanya dong. Kamu pasti udah selese kan ? “ kata Anissa sambil nyengir kuda.
“ Yee… Dasar ! Baru aja sewot ke aku sekarang malah mau nyontek PR. Kalo aku
yoo malu toh, Niss “ kataku pada Anissa, memang aku dengan Nissa gak bisa
lama-lama sewot-sewotan gini. Hehehe :D
“ Hehehehe. Udah deh buruan, sepuluh menit lagi udah bell, aku tak buru-buru
nyontek PR kamu “
Jam pertama hari ini adalah Matematika, satu dari seabrek pelajaran yang
membuat kepalaku hampir pecah. Tapi untung saja aku punya cowok pinter, jadi
setidaknya bebanku di beberapa mata pelajaran itu sedikit berkurang sejak aku
jalan dengannya. Baru kali ini aku pacaran dengan seseorang dan dia bisa bikin
nilai aku terangkat. Sambil menyelam minum air lah, ya pacaran, ya belajar.
Bisa ngirit juga, karena gak perlu bayar guru private lagi. Hehehehe :p
*****
Malam ini Vino datang ke rumahku. Karena aku besok ada ulangan fisika, dia
sengaja aku ajak belajar bersama. Meskipun kita sebenernya gak satu kelas sih.
Selama pacaran dengan dia memang acara nge-date kita selalu identik dengan
belajar bareng, beda banget sama yang lain.
“ Sayang, hafalin dulu dong Hukum-hukum newtonnya. Kalo kamunya hafal, soal-soal ini pasti gampang kok. “
“ Sayang, hafalin dulu dong Hukum-hukum newtonnya. Kalo kamunya hafal, soal-soal ini pasti gampang kok. “
“ Iya-iya. “
“ Kalo kamu gak hafal soal-soal itu gak bakalan bisa kamu kerjain, karena
dasarnya ada di situ. “ kata Vino bak seorang guru.
“ Iya-ya, bawel “ jawabku sedikit sewot.
“ Sayang. “
“ Apa lagi sih ? Katanya di suruh ngafalin, tapi kamunya ganggu terus. “
Saat aku menoleh ke arahnya, ku lihat Vino menatap mataku tajam. Jujur, aku sampai berkeringat di tatap seperti itu. Selama kita jalan, baru kali ini Vino memandangku seperti itu, apa ada yang salah dari aku ? Aku rasa tidak. Wajahnya semakin mendekat ke wajahku, apa dia akan… Ahh, aku tak tau, yang jelas saat ini aku gugup sekali. Semakin lama wajah Vino semakin mendekat, dan…
“ Love You, Tita. I will always love you. “
Saat aku menoleh ke arahnya, ku lihat Vino menatap mataku tajam. Jujur, aku sampai berkeringat di tatap seperti itu. Selama kita jalan, baru kali ini Vino memandangku seperti itu, apa ada yang salah dari aku ? Aku rasa tidak. Wajahnya semakin mendekat ke wajahku, apa dia akan… Ahh, aku tak tau, yang jelas saat ini aku gugup sekali. Semakin lama wajah Vino semakin mendekat, dan…
“ Love You, Tita. I will always love you. “
Haaa…. Rasanya aku pengen teriak sekenceng-kencengnya. Dasar Vino, aku udah
hampir pingsan di tatap seperti itu, ternyata dia cuma nyium keningku dan
ngomong gitu. Huft
But, I’m soo happy, cara dia kali ini romantis banget menurutku, baru kali ini Vino seperti itu padaku. Karena emang dasarnya dia bukan cowok romantis, jadi dengan seperti itu saja udah luar biasa banget. Hehehehehe :D
But, I’m soo happy, cara dia kali ini romantis banget menurutku, baru kali ini Vino seperti itu padaku. Karena emang dasarnya dia bukan cowok romantis, jadi dengan seperti itu saja udah luar biasa banget. Hehehehehe :D
“ Love you too, Honey. I believe you. “ balasku padanya setelah
terbengong-bengong sebentar.
“ Udah deh lanjut lagi hafalanya. “
Malam ini lumayan istimewa buat aku, Vino udah lumayan romantic. HeheheheheJ
Emang norak sih, tapi memang baru kali ini Vino seperti itu, jadi wajarkan kalo
aku
ngerasa
itu istimewa. Tatapan dia tapi indah banget, keliatan banget ketulusan dia saat
itu. Jujur, itu membuat aku semakin sayang sama dia.
*****
“ Sayaaang, aku lolos. “ kata Vino mengagetkanku seraya memelukku.
“ Lolos apa sih, sayang ? “ aku benar-benar kaget saat itu, karena Vino
tiba-tiba datang dan memelukku, gak biasanya dia seperti ini. Lebih-lebih kalo
di sekolah.
“ Aku masuk nominasi siswa yang mau dapet beasiswa kuliah di Oxford Univesity.
Itu udah aku cita-citain dari dulu, sayang. “
“ Serius ? Selamat ya sayang, aku ikut seneng. “
“ Makasih ya, sayang. Tapi, aku harus lolos satu seleksi lagi buat bisa
bener-bener dapetin beasiswa itu. Harus makin serius belajar nih, sayang. “
“ Iya aku tau, aku dukung kamu terus kok, sayang. Ehh, pulang yuk. Keburu ujan
nih. “
Kamipun berjalan menuju parkiran. Hari ini senyum Vino tak pernah hilang, aku tau hari ini sangat istimewa buat dia. Tinggal selangkah lagi dia dapetin beasiswa impian itu, setelah bergelut dengan ribuan pelajar yang mengikuti seleksi dari awal. Aku turut senang mendengar kabar itu, walau secara gak langsung ini jelas akan sangat mengurangi waktuku dengan dia. Karena Vino pasti akan lebih banyak menyisihkan waktu untuk belajar, dan aku hanya bisa mendukung Vino untuk hal ini.
Kamipun berjalan menuju parkiran. Hari ini senyum Vino tak pernah hilang, aku tau hari ini sangat istimewa buat dia. Tinggal selangkah lagi dia dapetin beasiswa impian itu, setelah bergelut dengan ribuan pelajar yang mengikuti seleksi dari awal. Aku turut senang mendengar kabar itu, walau secara gak langsung ini jelas akan sangat mengurangi waktuku dengan dia. Karena Vino pasti akan lebih banyak menyisihkan waktu untuk belajar, dan aku hanya bisa mendukung Vino untuk hal ini.
*****
Vino udah gak bisa sesering dulu nemenin aku. Karena dia lagi sibuk belajar
untuk test lanjutan itu. Sms-an pun sepertinya susah, jika aku sms hanya sekali
atau dua kali dia membalas, setelah itu selesai. Aku jadi merasa jauh dengan
dia, tidak seperti dulu lagi. Kadang aku kangen saat-saat seperti dulu, saat
kita bisa belajar bareng, tapi sekarang dia sudah terlalu sibuk. Weekend kali
ini juga jadi garing banget, malem minggu yang biasanya di temenin Vino,
sekarang jadi acara galau-galauan di dalem kamar sambil ngedengerin music.
Bosen di rumah aku coba sms-in Anissa, sapa tau dia bisa nemenin aku.
To : Nissa
Non, ngpain ?
bsen nih d ruma…
Non, ngpain ?
bsen nih d ruma…
Tak beberapa Nissa membalas pesanku.
From : Nissa
Kagak ngpa*.in non…
K.spi.an yaa ? :p
Ehh, bsok ikut ak yokk, ke Matos cari sesuatu…
:D
Kagak ngpa*.in non…
K.spi.an yaa ? :p
Ehh, bsok ikut ak yokk, ke Matos cari sesuatu…
:D
Kali ini aku langsung meng-iya-kan ajakan dari Nissa, karena memang besok aku gak ada acara. Aku gak ngarep Vino bakal ngajak aku jalan, karena dia terlalu sibuk dengan belajarnya dan seakan lupa denganku. Jujur, sebenernya aku kangen sama Vino, kenapa dia seakan lupa sama aku. Semoga saja dia hanya terlalu sibuk belajar dan setelah test dia akan kembali seperti dulu.
*****
Udah hampir 2 jam aku muter-muter Matos dengan Nissa siang ini. Kaki aku
rasanya udah keriting, tapi Nissa sampai sekarang belum juga nemu barang yang
di cari.
“ Niss, kamu nyari apaan sih ? 2 jam kita ini muter-muter disini, aku kesel
non. “
“ Yee, kamu kan uda lama gak nemenin aku, baru segini aja udah ngamuk. Huuu… “
“ Kaki aku uda pegel nih. “
“ Yaweslah, nongkrong di kafe depan aja ya ? Sambil nunggu temenku yang lain. “
Legaaa. Akhirnya bisa duduk juga setelah lama muter-muter nemenin si Nissa. Hari cuaca lumayan panas, keadaan disini juga cukup ramai. Mungkin orang-orang pada mikir kalo sekarang ini adalah saat yang tepat untuk keluar rumah, karena memang akhir-akhir ini Malang selalu diguyur hujan.
Legaaa. Akhirnya bisa duduk juga setelah lama muter-muter nemenin si Nissa. Hari cuaca lumayan panas, keadaan disini juga cukup ramai. Mungkin orang-orang pada mikir kalo sekarang ini adalah saat yang tepat untuk keluar rumah, karena memang akhir-akhir ini Malang selalu diguyur hujan.
“ Tita, kenalin nih temen aku, Rendy. “ kata Nissa membuyarkan lamunanku, aku
baru sadar kalo ternyata ada orang yang datang.
“ Ohh, iya. Aku Tita.” Aku menerima jabatan tangan Rendy, aku baru tau kalo di
Nissa punya temen cakep. Rendy cool banget. Hehehehehehe :p
“ Ren, ini nih Tita. Sahabat aku dari SMP yang sering aku certain ke kamu. “
“ Ohh, iyaa. “ jawab Rendy singkat.
“ Rendy ini kakak kelas aku waktu SD dulu, Tit. Dia juga tetangga aku, tapi pas SMP dia pindah ke Bali ngikut ortunya. Sekarang lagi kuliah di UB. “ Nissa nyerocos aja tuh ngenalin si Rendy ke aku, kalo gini gayanya udah kaya sales kosmetik. Aku Cuma bisa ber” Ho-oh “ ria. Hehehehehe :D
“ Rendy ini kakak kelas aku waktu SD dulu, Tit. Dia juga tetangga aku, tapi pas SMP dia pindah ke Bali ngikut ortunya. Sekarang lagi kuliah di UB. “ Nissa nyerocos aja tuh ngenalin si Rendy ke aku, kalo gini gayanya udah kaya sales kosmetik. Aku Cuma bisa ber” Ho-oh “ ria. Hehehehehe :D
“ Ehh, aku ke toilet dulu ya ? Ren, jagain Tita, jangan sampe kabur. “ kata
Nissa sambil nyengir, dasar tuh bocah,emang aku kucinng apa harus dijagain biar
gak kabur.
“ Btw, Tita rumanya dimana sih ? “
“ Rumah aku ada di Jln. Duku. Kamu sendiri ? Nge-kost disini ? “
“ Iya, aku nge-kost dideket kampus, kapan-kapan aku boleh ya main ke rumah kamu
? “
“ Boleh kok. “ kataku sambil tersenyum.
“ Boleh kok. “ kataku sambil tersenyum.
Obrolan kami terus mengalir, ternyata Rendy anaknya bener-bener asik. Kita baru
kenal beberapa jam aja udah bisa ngobrol selancar ini dan nyambung banget.
Dianya cakep juga lagi. Hehehehe :D. Tapi, ini hanya sekedar mengagumi saja,
gimanapun aku tetep sayang sama Vino, kekasihku yang kini sedang tenggelam
dalam keseriusannya mengejar cita-cita.
“ Tit, Ren, pulang yuk ? Udah sore nih. “ ajak Nissa setelah kembali dari toilet.
Aku hanya mengangguk meng-iya-kan. Tapi sebelum pulang aku sudah sempat bertukar nomer hp dengan Rendy. Mungkin untuk akhir-akhir ini Rendy bisa menemaniku saat Vino sedang sibuk.
“ Tit, Ren, pulang yuk ? Udah sore nih. “ ajak Nissa setelah kembali dari toilet.
Aku hanya mengangguk meng-iya-kan. Tapi sebelum pulang aku sudah sempat bertukar nomer hp dengan Rendy. Mungkin untuk akhir-akhir ini Rendy bisa menemaniku saat Vino sedang sibuk.
*****
Malam ini lagi-lagi aku sendirian di kamar, hanya di temani dengan alunan lagu
Dan Tak Mungkin dari Agnes Monica. Saat lagi asik dengerin musik tiba-tiba
handphoneku berbunyi, aku kira itu pesan dari Vino, tapi ternyata bukan itu
Rendy.
From : Rendy
Malem Titaaa
:D
Malem Titaaa
:D
Aku segera membalas pesan dari Rendy, malam ini aku lebih beruntung rupanya, karena Rendy bisa menemaniku walau hanya lewat sms. Sampai sekitar jam 10 malam kita sms-an. Rendy ngajakin aku jalan ber-dua. Sebenernya aku ingin menolak karena takut melukai Vino jika dia tau aku jalan sama cowok lain. Tapi, aku gak bisa nolak ajakan dari Rendy karena memang sejujurnya aku pengen banget jalan-jalan. Akhirnya aku meng-iya-kan ajakan dari Rendy.
*****
Malam itu datang Rendy menjemptku ke rumah tepat pukul 7 malam, aku tak tau dia
akan mengajakku kemana, kata dia sih Cuma ke suatu tempat yang indah. Di
sepanjang perjalanan aku hanya bisa menebak-nebak aku akan di ajak kemana oleh
Rendy. Gak berapa lama kita sampai ke tempat yang di tuju. Sumpah, tempat ini
indah banget. Meskipun masih di Malang, tapi aku belum pernah mengunjungi
tempat ini. Kata Rendy sih, tempat ini namanya Bukit Bintang. Pastas orang
menyebutnya seperti itu karena kita memang serasa dekat sekali dengan bintang
kalau berada disana.
“ Tita. “
“ Apa, Ren ? “
“ Kamu cantik hari ini, makasih ya udah mau nemenin aku kesini. “
“ Seharusnya aku yang bilang makasih, karena kamu udah bikin aku seneng hari
ini,
Ren. “
balasku sambil tersenyum.
*****
Semakin lama aku semakin dekat dengan Rendy, sekarang aku lebih sering ketemu
dan sms-an dengan Rendy daripada dengan Vino. Aku juga merasa semakin jauh
dengan Vino, padahal sekarang Vino sudah tidak lagi sibuk dengan belajarnya.
Jujur, Rendy memang cowok yang asik, dia sangat berbeda dengan Vino. Perasaanku
mulai goyah terhadap Vino. Dan sepertinya dia merasakan perubahanku itu.
Malam ini, aku jalan lagi sama Rendy. Ke Bukit Bintang, tempat favorit kita.
“ Tita, boleh aku ngmong sesuatu ? “
“ Ngomong aja, Ren. “
“ Tit, kamu mau gak jadi cewekku ? “
Jleb ! Aku gak percaya Rendy berani nembak aku, padahal dia tau kalo aku masih
jalan sama Vino.
“ Aku tau Tita kalo kamu masih punya Vino, tapi jujur, aku gak bisa nutupin
perasaan ini. Dari awal kita ketemu aku udah suka sama kamu. Mungkin ini
konyol, tapi aku rela kok jadi yang kedua. “
Kata-kata Rendy barusan bener-bener buat aku shock, aku gak nyangka kalo dia
bisa ngomong kayak gitu.
“ Ren, kalo aku boleh jujur, sebenarnya aku juga sayangsama kamu. Tapi aku
bingung, aku masih punya Vino, dan aku susah buat mutusin dia karena dia memang
gak ada salah. Apa kamu bener-bener gak papa jadi yang kedua ? “
“ Apapun aku rela, Tit. Asal aku bisa sama kamu. “
Handphoneku bordering, saat kulihat ternyata itu dari Vino. Degup jantung
semakin kencang saja, aku mengangkat telfon Vino.
“ Sayang, sepuluh menit lagi aku sampai di rumah kamu. Aku mau ngajak kamu
jalan, maaf ngedadak karena aku mau ngasih surprise. “
Aku tak dapat berkata apa-apa, aku bingung karena aku sayang keduanya.
“ Sayang, halo ? Tita sayang, kamu gak papa kan ? “
Klik ! Aku memutus telfon dari Vino dan segera mengirim sebuah sms.
To : ..maii hunbie..
Vino, maafin ak…
Km gak lbih baik plg nd gak usah jmput aku…
Makasih buat selama ini.
Vino, maafin ak…
Km gak lbih baik plg nd gak usah jmput aku…
Makasih buat selama ini.
Saat aku mengirim pesan itu rasa hatiku sungguh berkecamuk. Aku harus memilih salah satu dari mereka. Aku memang harus membuat luka pada salah satu dari mereka, tapi inilah keputusanku. Aku memilih Rendy, dia yang selalu menemaniku selama ini.
“ Ren, sekarang aku cuma milik kamu. “ ucapku sambil tersenyum pada Rendy.
“ Makasih, sayang. Aku janji bakal selalu jaga kamu. “
Tak berapa lama handphoneku kembali berbunyi, tapi sama sekali tak ku hiraukan.
Aku yakin itu pasti Vino. Aku sengaja mengabaikannya agar aku tak lagi goyah
dengan keputusanku. Aku takut aku akan kembali bimbang jika memdengar suara
Vino lagi. Namun, handphoneku tak berhenti berdering, dan akhirnya aku mencoba
melihat sapa yang menghubungiku, ternyata Anissa.
“ Tita, kamu dimana ? Vino kecelakaan, buruan ke rumah sakit. Kondisi dia parah
banget. “
Aku segera mengajak Rendy ke Rumah Sakit. Perasaanku saat ini sangat kacau. Aku
merasa sangat bersalah pada Vino, gak seharusnya aku mengatakan hal seperti
tadi itu saat dia sedang mengendarai motor. Kenapa aku tadi gak mikir akibatnya
sampai sejauh ini. Aku tak sanggup membendung air mataku.
Saat aku sampai di Rumah Sakit, aku melihat Anissa dan keluarga Vino,
teman-teman satu kelasnya juga ada disana. Aku merasa sangat bodoh karena tak
memikirkan apa yang terjadi akibat keputusanku tadi.
Tak berapa lama seorang Dokter keluar dari ruangan tempat Vino di rawat. Orang
tua Vino segara menghampirinya.
“ Dok, bagaimana anak saya ? Dia baik-baik saja kan ? “
“ Benturan yang terjadi di kepalanya sangat parah. Dan kami sudah berusaha
semaksimal mungkin. Maaf, anak ibu tak bisa kami selamatkan, “
Kata-kata dokter barusan benar-benar seperti sambaran petir bagiku. Aku tak
percaya dengan ini semua, aku telah membuat Vino menjadi seperti ini. Aku
merasa ini semua salahku, aku merasa sangat bersalah, aku bodoh, dan aku sangat
jahat pada Vino.
Sebuah sms masuk ke handphoneku, dari Vino. Balasan dari sms yang aku kirim
tadi, pesan yang dia tulis sebelum kecelakaan itu terjadi yang sempat pending
dan baru baru terkirim sekarang.
From : ..maii hunbie..
Sayang, ak tau ak mmang
bkan cow xg smprna nd baik buat km..
Ak tau ak gak bsa buat
km snenk, ak jga bkan cow xg gaul, ak gak prnah bsa bkin kmu
snenk, nd ak jga sngat
mmbosankan..
Ak sdar itu, Tita..
Ak hrgai k.ptus.an km
ini, ak jga mngrti bhwa km tlah mnmukan cow xg lbih baik dr ak
untk nmnin km..
Tpi Tita, mskpun km
sekarang bukan milikku lagi ak akan slalu mencintai kmu..
JHati ini Cuma km xg memiliki, ak yakin suatu
saat nanti ak akan dapat mmlikimu lagi, walau
itu di alam xg berbeda,
ak akan selalu mnunggu.
Love U Tita…
Pesan ini benar-benar membuatku sesak, aku sangat bodoh karena aku telah menyia-nyiakan seseorang yang telah sangat tulus mencintai aku. Aku benar-benar menjadi cewek yang sangat beruntung telah mendapat cinta tulus dari Vino, tapi apa yang aku lakukan. Aku membuat dia sakit hati dan akhirnya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya, yang merenggut semua cita-cita dia. Aku tak kuasa menghadapi semua kenyataan ini, kenyataan bahwa Vino sangat tulus mencintaiku dan aku telah menyakiti dia. Dalam sekejap semua terasa gelap dan menghilang…
*****
Di hadapanku sekarang, segunduk tanah dan batu nisan bertuliskan nama Malvino
Putra Pratama. Aku masih menatapnya dalam-dalam, tak percaya bahwa dia sudah
benar-benar tiada. Vino telah pergi dengan sebuah luka. Luka yang aku sayatkan
dengan begitu dalam. Luka yang aku berikan kepada dia yang sangat mencintaiku.
Aku sangat menyesal saat ini, tak seharusnya aku mengambil keputusan itu.
Seharusnya aku tau bahwa Vino memang yang terbaik. Tapi, apalah arti sebuah
penyesalan, jika semua sudah begini adanya. Aku tak tau apakah aku bisa
memaafkan kebodohanku ini.
Sekarang tak ada yang bisa aku lakukan, semua sudah terlambat. Hanya tangis
penyesalan yang terus terurai atas kepergian seseorang yang sebenarnya sangat
aku cintai dan itu semua karena kesalahan terbodoh yang aku lakukan.
The
End
0 komentar:
Post a Comment